Sebelum ditemukannya jam mekanik, pengukuran sebuah waktu menggunakan gerak matahari atau perangkat pengukuran sederhana untuk melacak waktu. Jam matahari (Sundial) mungkin alat paling kuno dalam mengukur waktu, dan memang hingga saat ini masih diproduksi sebagai aksesoris taman dan kebutuhan keindahan visual namun tidak dapat digunakan sebagai kebutuhan yang praktis. Stonehenge, merupakan monumen raksasa yang dibangun dari batuan tegak di Salisbury Plain of Wiltshire, Inggris, mungkin telah digunakan sebagai jam matahari dan untuk tujuan waktu lainnya (seperti kalender). Jam matahari tentu memiliki kelemahan yang jelas, mereka tidak dapat digunakan di dalam ruangan, malam hari atau ketika hari sedang berawan.
Perangkat sederhana lainnya yang digunakan untuk menandai durasi waktu, berdasarkan empat tipe dasar yang dapat digunakan di dalam ruangan dan terlepas dari cuaca atau kondisi hari adalah Lilin. Jam lilin adalah lilin yang memiliki garis disekitarnya untuk menandai satuan waktu, biasanya jam. Jam lilin memiliki kelemahan bahwa setiap perubahan dalam sumbu atau lilin akan mengubah sifat pembakaran sehingga perubahan waktu tidak akan terhitung dengan benar. Cina juga telah menggunakan jenis jam lilin sebagai alat pengukur waktu pada masanya.
Jam lampu minyak yang digunakan pada abad ke-18 adalah variasi perbaikan dari jam lilin. Pengukuran waktu ditandai dengan seberapa tetes minyak yang telah terjatuh sebagai media pembakaran. Namun seperti halnya jam lilin, jam lampu minyak juga rentan terhadap ketidakakuratan dalam bahan atau disebabkan oleh kamar yang berangin.
Sejarah Jam Pasir
Jam pasir atau bisa disebut gelas pasir (Hourglasses) mungkin telah digunakan oleh orang Yunani dan Romawi kuno, tetapi sejarah hanya bisa mendokumentasikan fakta bahwa keduanya memiliki budaya teknologi untuk membuat kaca. Klaim pertama dapat diberikan kepada Yunani karena terbukti menggunakan gelas pasir pada abad ke-3 SM. Sedangkan sejarah juga menunjukkan jam pasir yang digunakan oleh senat Roma kuno dalam pidatonya, namun jam pasir yang digunakan lebih kecil mungkin sebagai indikasi kualitas pidato politik.
Sejarah Jam Pasir |
Perangkat sederhana lainnya yang digunakan untuk menandai durasi waktu, berdasarkan empat tipe dasar yang dapat digunakan di dalam ruangan dan terlepas dari cuaca atau kondisi hari adalah Lilin. Jam lilin adalah lilin yang memiliki garis disekitarnya untuk menandai satuan waktu, biasanya jam. Jam lilin memiliki kelemahan bahwa setiap perubahan dalam sumbu atau lilin akan mengubah sifat pembakaran sehingga perubahan waktu tidak akan terhitung dengan benar. Cina juga telah menggunakan jenis jam lilin sebagai alat pengukur waktu pada masanya.
Jam lampu minyak yang digunakan pada abad ke-18 adalah variasi perbaikan dari jam lilin. Pengukuran waktu ditandai dengan seberapa tetes minyak yang telah terjatuh sebagai media pembakaran. Namun seperti halnya jam lilin, jam lampu minyak juga rentan terhadap ketidakakuratan dalam bahan atau disebabkan oleh kamar yang berangin.
Sejarah Jam Pasir
Jam pasir atau bisa disebut gelas pasir (Hourglasses) mungkin telah digunakan oleh orang Yunani dan Romawi kuno, tetapi sejarah hanya bisa mendokumentasikan fakta bahwa keduanya memiliki budaya teknologi untuk membuat kaca. Klaim pertama dapat diberikan kepada Yunani karena terbukti menggunakan gelas pasir pada abad ke-3 SM. Sedangkan sejarah juga menunjukkan jam pasir yang digunakan oleh senat Roma kuno dalam pidatonya, namun jam pasir yang digunakan lebih kecil mungkin sebagai indikasi kualitas pidato politik.
Jam pasir pertama kali muncul di Eropa, dan mungkin telah dibuat oleh Liutprand, seorang biarawan di katedral Chartes, Perancis. Pada awal abad ke-14, jam pasir secara umum digunakan di Italia dan tampaknya telah banyak digunakan di seluruh Eropa barat hingga akhir abad ke-15. Jam pasir atau gelas pasir memiliki prinsip yang sama seperti clepsydra. Dengan dua bola atau gelas (botol atau ampul) kaca yang dihubungkan dengan bentuk leher yang sempit, sehingga pasir (dengan ukuran butir yang relatif seragam) mengalir dari atas ke bawah. Jam pasir memiliki berbagai ukuran, dimana pada ujung gelas atas dan bawah terdapat bingkai yang berfungsi sebagai dudukan pembalik ketika pasir dari gelas atas telah habis. Namun terdapat beberapa jam pasir yang dapat berputar sendiri sehingga pengguna tidak perlu repot lagi membalikkannya secara manual.
Sejarah juga telah menyebutkan bahwa jam pasir di Eropa muncul pada tahun 1345 ketika Thomas de Stetsham, yang merupakan seorang petugas kapal La George diperintahkan untuk membawa 16 buah jam pasir oleh Raja Edward III (1312 – 1377) dari Inggris. Dan pada tahun 1380, terdapat inventaris peninggalan Raja Charles V (1337 – 1380) dari Perancis berupa jam pasir dan jam laut besar yang terikat pada sebuah peti besar.
Jam pasir yang paling luar biasa dibuat sebagai hadiah atau royaliti. Charlemagne (742 – 814) memiliki 12 jam pasir. Pada abad ke-16, Holbein (1497 – 1543) seorang seniman membuat sebuah jam pasir yang spektakuler untuk Henry VIII (1491 – 1547) dari Inggris. Yaitu sebuah jam pasir yang berisi beberapa instrumen.
Di tahun 1400-an, banyak rumah-rumah pribadi memiliki jam pasir untuk keperluan rumah tangga dan dapur. Sermonglasses digunakan di gereja-gereja untuk mengtahui jumlah pengunjung ketika pendeta melakukan khotbah. Jam pasir juga secara rutin digunakan dalam ruang kuliah di Universitas Oxford, toko pengrajin (untuk mengatur jam kerja). Selama puncaknya hampir setiap kegiatan menggunakan jam pasir, dan praktek ini terus berlangsung hingga abadke-19. Hari ini banyak terdapat versi miniatur dalam pembuatan jam pasir yang digunakan sebagai hiasan. Dan pada kenyataannya semua alat ukur waktu ini (jam matahari, lilin, jam lampu minyak dan jam pasir) memiliki kelemahan bahwa mereka harus selalu diawasi dengan hati-hati.
Pembuatan Jam Pasir
Kaca untuk jam pasir adalah bahan yang sama seperti yang digunakan untuk membuat kaca pada umumnya, dan proses pembentukan lingkar kaca adalah dengan menggunakan mesin yang berfungsi untuk meniupkan udara. Baik pada bentuk gelas maupun lingkar leher penyambung kedua gelas.
Sedangkan untuk frame atau rumah jam pasir dibentuk sesuai dengan keinginan perancang. Bahan baku yang paling sering terdiri dari potongan-potongan kayu halus yang dibuat dengan cara diukir sesuai gaya tertentu, dekorasi, desain dan tema. Bambu, resin, dan berbagai logam seperti kuningan, tembaga dan timah juga merupakan bahan frame yang indah. Jam pasir khusus dibuat dalam jumlah kecil, karena bahan baku yang dibeli atau tersedia dalam jumlah-jumlah terbatas. Kadang-kadang pelanggan menyediakan bahan-bahan mereka sendiri untuk membuat jam pasir.
Pasir yang digunakan untuk jam pasir pada zaman dahulu adalah debu marmer yang sangat halus, karena tidak semua pasir dapat digunakan sebagai bahan media jam pasir. Dengan bentuk yang kasar dan tidak sejenis akan sulit mengalir ketika melalui leher gelas. Sedangkan pada saat ini pasir yang digunakan bukanlah sebuah pasir melainkan ballotini (manik-manik kaca kecil berbentuk bulat seperti miniatur kelereng berukuran 40-160 mikron) dan dapat mengalir secara lancar melalui kaca. Selain itu, ballotini dapat dibuat dalam berbagai warna sehingga pasir dapat dipilih sesuai dekorasi ruangan.
Demikianlah sekilas sejarah dari jam pasir beserta material yang digunakan dalam pembuatannya. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan bagi pembaca sekalian. Terima kasih.
No comments:
Post a Comment